Kamis, 16 April 2009

Hidup adalah Anugerah




Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu.
Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang
kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan
menghiburnya.Dia berkata akan menikahi kekasihnya

hanya jika dia bisa melihat dunia .

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta.

Dia menolak untuk menikah dengannya.
Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk
surat singkat kepada gadis itu,"Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Kisah di atas memperlihatkanbagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah.

Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan
hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus
berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang
paling menyakitkan.

*H idup adalah anugerah*

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang
menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyupir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang
sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan
pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus
menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.


Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI…

Senin, 06 April 2009

Didik Anak Sejak dalam Kandungan


Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh,
nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku
orangtua, bahkan sejak dalam kandungan.
Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah
seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat
meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.

Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang
sahabat. Kata Nabi, ''Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut
istrimu saat sedang mengandung?''
''Benar,'' jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji
korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi
mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut.[...]

Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih
berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan
berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan. Menurut dokter spesialis
anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang
ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya.
Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua
kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya
kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan.
Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa.
Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. "Si
ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," ungkap
Sudjatmiko.

Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan
khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga
merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif
untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya.

Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada
faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah
si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu
mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari
suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak
wajar.

"Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta
dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima
kehamilannya dengan hati tenteram," paparnya.
Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap
kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada
bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena
secara emosional akan terjadi kontak.

Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter
atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa
senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres,
ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman,
sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah.

"Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan
nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang.
Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama
saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujarnya.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif
dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut
jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga
makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.

Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali
sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan
tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus
lakukan setiap minggu.

Sudjatmiko juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum
obat-obatan yang, katanya, bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak
bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi.
"Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang
penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,'' katanya.

Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif
sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu,
nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein,
karbohidrat, atau mineral.

Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang
mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan
gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu
sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik.

Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya,
malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi
perkembangan si janin.

Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan
musik klasik, atau -- lebih baik lagi -- bacaan ayat suci al-Qur'an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang
ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin.
Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama
tersebut.

Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau
mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu
mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.

Tips mendidik bayi saat dalam kandungan
1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam,
Luqman, dan at-Taubah.
2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan
menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih
yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan
badannya.
5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam
kandungan.
6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya
saat hamil.
7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motifasi
kepada istrinya.

Kamis, 02 April 2009

Pelajaran Berharga "lapangkan dadamu"


Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.

“Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru.

“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.

“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kau ikut aku” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.

“Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,

“Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”

“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.

“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.
“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

Pelajaran Ketegaran



Di California Selatan ada sebatang pohon yang terkenal di seluruh Amerika. Sepanjang tahun pohon itu dikunjungi ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bentuk pohon itu sama sekali tidak sedap dipandang mata. Tingginya kurang dari 2 meter dengan batang agak pipih & melintir. Hanya sebagian cabang ditumbuhi daun, sedang bagian lainnya gundul. Pohon itu menjadi terkenal karena tumbuh di atas batu granit yang keras. Tingginya sekitar 100 mtr di atas permukaan laut, menghadang langsung Samudera Pasifik yang anginnya keras mendera.

Tidak ada pohon lain yang tumbuh di sekitarnya, kecuali pohon itu. Rupanya beberapa tahun lalu sebutir biji pohon terbawa angin, dan jatuh di celah batu granit yang ada tanahnya. Benih itu kemudian tumbuh, tetapi setiap kali batang muncul keluar, langsung hancur diterpa angin Pacific yang kencang. Terkadang pohon itu tumbuh agak besar, tapi badai kembali memporakporandakann ya.

Sekalipun demikian, akarnya terus tumbuh menghunjam ke bawah mencapai tanah melewati poros-poros batu granit sambil menghisap mineral-mineral di sekitarnya. Sementara itu batangnya tumbuh terus setelah berkali-kali dihancurkan angin kencang, makin lama makin kokoh dan liat sampai akhirnya cukup kuat menahan terpaan badai, sekalipun bentuknya tidak karuan. Oleh orang Amerika, pohon tersebut dianggap sebagai simbol ketegaran karena seakan-akan memberi pelajaran kepada umat manusia untuk tetap tabah dan gigih dalam menghadapi berbagai cobaan dan gelombang kehidupan.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami.

Pertama, selama hidup, kita tidak bisa bebas dari masalah karena masalah adalah bagian dari kehidupan.

Kedua, masalah tidak selalu berdampak negatif, tetapi juga bisa positif. Bila seseorang mampu mengatasi masalahnya dengan baik, maka selain meningkatkan ketegaran juga menjadikan lebih matang dan dewasa. Intinya adalah bagaimana menghadapi masalah dan mengatasinya, serta apakah seseorang dapat belajar dari pengalamannya.

Jika problem dihadapi dan berhasil diatasi, dibalik segala masalah ada hikmah yang bisa diambil.

Pertama, adanya problem memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita mampu mengatasinya. Keberhasilan mengatasi masalah dan bukan menghindarinya akan membuat diri kita menjadi lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah lain yang pasti suatu saat akan muncul. Kepercayaan diri kita akan meningkat dan kita tidak lagi menjadi pengeluh yang cengeng.

Kedua, mengalami getirnya problem memberi peluang untuk menentukan sikap, apakah akan tetap menjalani pola hidup yang sama atau beralih ke arah yang lebih benar dan baik. Sebagian besar penyebab timbulnya masalah adalah karena salah menentukan sikap dan tindakan. Jadi sebenarnya selain memberi petunjuk bahwa kita telah salah langkah. Problem yang timbul juga memberi peluang untuk mengubah arah.

Ada sebuah kisah menarik. Seorang pria yang bersahabat dengan orang-orang jahat, difitnah oleh teman2-nya sehingga masuk penjara selama bertahun-tahun. Setelah keluar penjara, keluarganya menganjurkan supaya mencari mereka yang memfitnah dirinya dan mengajukan mereka ke pengadilan. Tetapi pria itu menolak bahkan memaafkannya. Ia mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena kesalahannya sendiri memilih teman-teman yang tidak baik.

Kejadian tragis itu malah memberi peluang baginya untuk memilih jalan hidup baru yang lebih baik. Kemudian ia membuka lembaga pendidikan pribadi yang mengajarkan makna memaafkan. Keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa di balik masalah ada hikmah yang bisa diambil merupakan sikap positif dan sehat.

Akhirnya, kalau kita sadar bahwa problem/masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan selalu ada cara untuk mengatasinya serta selalu ada hikmah di balik masalah, maka kita tidak akan lari dari masalah.

Sumber : Majalah Nirmala

Menyikapi Masalah Hidup



Manusia hidup dibekali dengan problema dalam kehidupannya.
bukan hanya sebagai ujian, tapi juga harus disikapi sebagai bentuk kasih sayang Allah agar kita selalu ingat dan kembali lagi padaNya.
banyak yang menyikapi masalah dengan berkeluh kesah berkepanjangan, putus-asa .. tentunya yang demikian bukanlah ciri-ciri seorang muslim.
karena islam menurut bahasa arab, mempunyai cabang-cabang pengertian: islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai).
Nabi ayub pun adalah seorang hamba yang sangat berserah diri kepada Allah. seorang model muslim yang menyerahkan setiap problema hidupnya kepada Allah dengan penuh ketaatan dan prasangka yang baik. tidak ada keraguan terhadap kasih sayang Allah, dan selalu mengutamakan syukur ketimbang menangisi sesuatu ketika hal-hal yang dicintainya lenyap.
[link : http://www.islamawareness.net/Prophets/ayoub.html ]
Nabi ayub adalah salah satu cermin, sebagaimana Rasulullahpun mempunyai sifat-sifat luhur dalam penghambaanya terhadap Allah.
Hamba-hamba Allah ini lebih mengutamakan syukur dan mengetahui bahwa nikmat yang sudah diterima jauh lebih banyak daripada kesulitan hidup.

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (an-nahl: 18).

Sungguh... sebagai manusia yang lemah dan diliputi kekurangan, kita begitu kagum akan ketulusan cintanya pada Allah. ingin sekali mencontohnya, walaupun terasa begitu sulit karena kualitas iman yang masih pas-pasan. yang bisa dilakukan hanya belajar, mencoba, dan mencoba lagi. dan berazam serta memohon petunjuk Allah agar jangan sampai terpeleset terlalu jauh.

Beberapa hal seputar menyikapi masalah atau cobaan hidup adalah sbb:

- Janganlah membuat masalah, terkadang banyak masalah yang datang justru karena kita yang membikinnya sendiri. terlalu rumit kita menyikap hidup ini. sesuatu yang seharusnya adalah hal mudah, justru kita bikin menjadi komplek. kenapa tidak kita bersikap bersahaja saja. terlalu sayang kalau hidup disia-siakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah.

- Manusia hidup pasti akan menghadapi masalah. janganlah merasa kesepian dan terasing ketika sedang menghadapi masalah... lihatlah sekeliling kita, pasti akan kita temukan orang-orang yang lebih berat masalahnya dari masalah yang sedang kita hadapi.
ada Allah yang selalu siap mendengar keluhan kita.
tempat curhat yang paling efektif dan tidak beresiko tersebarnya aib dan kekurangan kita.
ya.. banyak memang diantara kita yang memilih teman sebagai tempat curhat dibanding mengadukan permasalahan hidup kepada Allah.
padahal bisa jadi nasehat-nasehat mereka bukannya bisa membuka hati kita, malah menjadi lebih berat lagi kita melangkah dengan begitu banyaknya pilihan yang ditawarkan [bahkan bisa jadi bukan sebagai jalan keluar yang baik].
sebenarnya hal yang diperlukan ketika menghadapi masalah adalah ketenangan batin. dengan ketenangan akan memberdayakan akal kita untuk mencari solusi yang dibutuhkan. dan perhatikan ayat berikut :
"karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (al-baqarah: 152).
karena sesungguhnya, seberat apapun masalah kita, bagi Allah adalah kecil dan mudah.

- Bertaubat. siapa tahu cobaan tersebut adalah berupa teguran atas kesalahan yang pernah kita lakukan. maka dari itu periksalah perjalanan hidup kita, siapa tahu ada dosa-dosa yang belum kita mintakan tobatnya.

- Berserah diri. ketika masalah datang, seolah bumi dan langit menghimpit kita, dada terasa sesak mencari jalan keluar, maka segeralah berserah diri kepada Allah.
"hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (al-baqarah: 153)

- "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (al-baqarah: 156-157)

- Ringankanlah beban orang lain, mudah-mudahan Allah juga merigankan beban kita di saat sedang menghadapi masalah.

- Memperbanyak syukur ketika masalah datang. nikmat yang kita terima sesungguhnya lebih banyak dibanding cobaan yang kita terima. bersyukurlah, niscaya Allah akan menambahkan nikmatNya pada kita.
"dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (an-nahl: 18).


wallahu'alam bishshawab