Senin, 06 April 2009

Didik Anak Sejak dalam Kandungan


Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh,
nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku
orangtua, bahkan sejak dalam kandungan.
Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah
seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat
meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.

Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang
sahabat. Kata Nabi, ''Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut
istrimu saat sedang mengandung?''
''Benar,'' jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji
korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi
mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut.[...]

Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih
berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan
berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan. Menurut dokter spesialis
anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang
ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya.
Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua
kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya
kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan.
Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa.
Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. "Si
ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," ungkap
Sudjatmiko.

Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan
khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga
merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif
untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya.

Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada
faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah
si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu
mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari
suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak
wajar.

"Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta
dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima
kehamilannya dengan hati tenteram," paparnya.
Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap
kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada
bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena
secara emosional akan terjadi kontak.

Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter
atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa
senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres,
ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman,
sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah.

"Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan
nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang.
Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama
saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujarnya.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif
dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut
jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga
makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.

Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali
sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan
tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus
lakukan setiap minggu.

Sudjatmiko juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum
obat-obatan yang, katanya, bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak
bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi.
"Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang
penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,'' katanya.

Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif
sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu,
nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein,
karbohidrat, atau mineral.

Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang
mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan
gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu
sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik.

Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya,
malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi
perkembangan si janin.

Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan
musik klasik, atau -- lebih baik lagi -- bacaan ayat suci al-Qur'an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang
ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin.
Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama
tersebut.

Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau
mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu
mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.

Tips mendidik bayi saat dalam kandungan
1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam,
Luqman, dan at-Taubah.
2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan
menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih
yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan
badannya.
5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam
kandungan.
6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya
saat hamil.
7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motifasi
kepada istrinya.


Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh,
nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku
orangtua, bahkan sejak dalam kandungan.
Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah
seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat
meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.

Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang
sahabat. Kata Nabi, ''Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut
istrimu saat sedang mengandung?''
''Benar,'' jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji
korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi
mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut.[...]

Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih
berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan
berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan. Menurut dokter spesialis
anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang
ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya.
Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua
kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya
kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan.
Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa.
Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. "Si
ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," ungkap
Sudjatmiko.

Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan
khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga
merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif
untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya.

Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada
faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah
si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu
mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari
suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak
wajar.

"Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta
dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima
kehamilannya dengan hati tenteram," paparnya.
Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap
kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada
bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena
secara emosional akan terjadi kontak.

Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter
atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa
senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres,
ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman,
sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah.

"Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan
nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang.
Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama
saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujarnya.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif
dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut
jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga
makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.

Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali
sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan
tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus
lakukan setiap minggu.

Sudjatmiko juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum
obat-obatan yang, katanya, bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak
bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi.
"Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang
penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,'' katanya.

Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif
sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu,
nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein,
karbohidrat, atau mineral.

Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang
mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan
gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu
sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik.

Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya,
malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi
perkembangan si janin.

Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan
musik klasik, atau -- lebih baik lagi -- bacaan ayat suci al-Qur'an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang
ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin.
Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama
tersebut.

Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau
mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu
mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.

Tips mendidik bayi saat dalam kandungan
1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam,
Luqman, dan at-Taubah.
2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan
menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih
yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan
badannya.
5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam
kandungan.
6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya
saat hamil.
7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motifasi
kepada istrinya.

Read More......

Tidak ada komentar: